Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2007

Pendidikan Cinta

“Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah .” ( QS Al Baqarah: 138 ). Saat Perang Badar, Rasulullah turun langsung meluruskan barisan. Tapi Sawad bin Ghazyah malah maju ke muka. Rasulullah menegur Sawad seraya memukul perutnya dengan anak panah. “Luruskan barisanmu, wahai Sawad!” Sawad memprotes. “Ya Rasulullah, Anda menyakitiku, padahal Allah telah mengutusmu dengan membawa kebenaran dan keadilan. Aku ingin menuntut qishash.” Para sahabat yang lain berteriak, “Hai Sawad, engkau mau menuntut balas dari Rasulullah saw?” Serta merta Rasulullah saw menyingkap perutnya, “Balaslah!” Namun Sawad malah memeluk tubuh Nabi saw dan menciumnya. Rasulullah yang mulia bertanya, “Wahai Sawad, apa yang mendorongmu untuk melakukan ini?” “Ya Rasulullah, sudah terjadi apa yang engkau persaksikan. Ingin sekali pada akhir pertemuanku denganmu, kulitku menyentuh kulitmu.Berilah aku syafaat pada hari kiamat,” kata Sawad. Rasul

Miskin Ilmu Itu Bencana

“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan .” ( QS Mujaadilah: 11 ) Dikisahkan dalam sebuah hadits, ada seseorang terluka di kepalanya tertimpa batu. Selanjutnya, ia mendapatkan hadats besar lantaran mimpi, padahal ia terluka. “Adakah yang dapat meringankan diriku ini dari kewajiban mandi?,“ tanyanya kemudian. Tidak ada jawaban lain dari kaumnya, selain jawaban bahwa ia harus mandi untuk menyucikan dirinya. Lalu, mandilah ia. Setelah itu luka di kepalanya bertambah parah karena tersiram air. Ia menggigil demam, sampai kemudian maut menjemputnya. Peristiwa tersebut kemudian disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Mendengar kabar tersebut, Nabi yang mulia merah padam mukanya, “Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membinasakan mereka. Bukankah obat kebodohan itu adalah bertanya? Nabi saw. kemudian menjelaskan, sebenarnya cukup baginya tayamum, lalu dia bebat

Memberi Tanpa Henti

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS Ath Thalaq: 7). “Siapa yang bersedia menjamu tamuku ini, insya Allah akan mendapat rahmat-Nya,” sabda Rasulullah. Hal itu disampaikan karena beliau hanya mempunyai air minum untuk tamunya. Tamu Rasulullah itu lalu diajak Abu Thalhah. “Adakah makanan buat tamu kita ini?” kata Abu Thalhah kepada isteri sesampai di rumah. “Sedikitpun tidak ada, kecuali untuk sekali makan anak kita,” jawab Ummu Sulaim, isteri Abu Thalhah. “Baiklah, tidurkan saja anak kita. Hidangkan makanan itu buat tamu kita.” Abu Thalhah lantas mematikan lampu. Sang isteri lantas menghidangkan sepiring makanan untuk tamunya. Kemudian, si tamu dengan lahap menyantap hidangan yang tersaji, ditem

Memberi Tanpa Henti

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS Ath Thalaq: 7). “Siapa yang bersedia menjamu tamuku ini, insya Allah akan mendapat rahmat-Nya,” sabda Rasulullah. Hal itu disampaikan karena beliau hanya mempunyai air minum untuk tamunya. Tamu Rasulullah itu lalu diajak Abu Thalhah. “Adakah makanan buat tamu kita ini?” kata Abu Thalhah kepada isteri sesampai di rumah. “Sedikitpun tidak ada, kecuali untuk sekali makan anak kita,” jawab Ummu Sulaim, isteri Abu Thalhah. “Baiklah, tidurkan saja anak kita. Hidangkan makanan itu buat tamu kita.” Abu Thalhah lantas mematikan lampu. Sang isteri lantas menghidangkan sepiring makanan untuk tamunya. Kemudian, si tamu dengan lahap menyantap hidangan yang tersaji, ditem

Gilakah Anda?

“Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka.” (TQS An Nisaa’: 36-37). Pada suatu hari Rasulullah melewati sekelompok orang yang sedang berkumpul. Beliau bertanya,” Karena apa kalian berkumpul di sini?” Para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, ini ada orang gila, sedang mengamuk. Karena itulah kami berkumpul di sini.” Rasulullah bersabda, “Orang ini bukan gila. Ia sedang mendapat musibah. Tahukah kalian, siapakah orang gila yang benar-benar gila (al-majnun haqq al-majnun)?” Para sahabat menjawab, “Tidak, ya Rasulullah?” Beliau menjelaskan, “Orang gila adalah orang yang berjalan dengan sombong, yang memandang ora

Mencipta Sekolah Kehidupan

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” (TQS Al ‘Alaq: 1-3). Awal masuk sekolah. Jika Anda termasuk orang tua yang sempat harap-harap cemas dengan sekolah baru anak Anda, buku Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi rasanya penting dibaca. Saya sendiri merasa perlu menghadiahkan buku tersebut kepada sahabat saya yang menjadi guru. SD Tomoe, sekolah yang dikisahkan dalam buku tersebut, bangunannya tak meyakinkan. Seluruh gedung kelas terbuat dari bangkai gerbong kereta api. Tak ada muridnya yang menjadi juara lomba antarsekolah. Tak ada medali emas karena juara olimpiade sains. Usia sekolah inipun tak lama—bangunannya musnah saat jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki (1945). Namun, situasi belajar yang menarik dan menyenangkan di sekolah tersebut mempunyai pengaruh luar biasa bagi para alumninya. Dengan gaya kisahan yang ringan, buku tersebut mampu

Kekuatan Doa

" Katakanlah: "Ya Tuhanku, jika Engkau sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka, ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim." Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka . (QS Al Mukminun: 93-95) Ramadhan itu, Rasullah keluar dari Madinah bersama 314 sahabat dengan membawa 70 ekor unta. Setiap ekor unta ditunggangi secara bergantian oleh 2 atau 3 orang. Awalnya, tidak mereka sangka akan berperang dan kaum kafir Quraisy akan mengirimkan bala tentara besar. Begitulah, sekitar seribu personil dengan tunggangan dan persenjataan lengkap pergi dari Mekkah. Rasulullah, setelah meminta pandangan para sahabatnya, memutuskan bergerak menyonsong tentara kafir itu. Di Badar, kedua pasukan itu bertemu. Sebelum peperangan terjadi, usai meluruskan dan menata barisan pasukan Muslimin, Rasulullah tak henti-hentinya memohon kemenangan kepada Al

Islam tanpa Kekerasan

"Tidaklah sikap lemah lembut memasuki sesuatu, kecuali pasti menghiasinya. Dan tidaklah kekerasan itu memasuki sesuatu, kecuali pasti menodainya. (Al Hadits) Azahari. Tampaknya, nama itulah yang paling banyak disebut orang dan ditulis media massa, dua pekan yang lalu. Akhir hidupnya yang berjalan dramatis itulah yang membuatnya ramai dibicarakan dan terus menjadi berita. Kita patut prihatin, gelar teroris--yang dikaitkan dengan Islam--yang disematkan kepadanya, menjadi kesempatan emas bagi orang-orang yang suka menghina dan mendiskreditkan Islam. "Beginilah kalau orang Islam taat kepada agamanya, berbahaya bagi negara." Seolah-olah itulah yang ingin mereka katakan lewat media massa yang ada. Tak urung, masyarakat awam pun banyak yang terpengaruh dan menghubungkan ketaatan beragama dengan pembenaran atas perilaku kekerasan. Jikalau benar Azahari melakukan kekerasan dan mendasari aktivitasnya atas nama Islam, kita patut memberi banyak catatan. Ya, betapa banyak kita dapat

Bila Balasan itu Datang Begitu Cepat

”Barang siapa yang berbuat baik di waktu siangnya, maka ia akan dibalas di waktu malamnya. Barangsiapa berbuat baik di waktu malamnya, ia akan dibalas di waktu siangnya.” (Abdurrahman bin Athiyah Ad Darani) Ini kisah tentang pemilik kebun yang diabadikan Al Qur’an. Mereka kaya raya. Namun bakhil. Bahkan sangat kikir. Mereka menetapkan tidak akan memberi untuk orang-orang miskin. Bahkan mereka menghalangi orang-orang yang tak punya itu sekadar untuk berjalan ke arah kebun mereka. Tetapi ada kesalahan lain yang tidak laha beratnya. Mereka terlalu yakin bahwa apa yang ia tanam pasti akan ia petik dengan sukses, tanpa mau menyadari bahwa ada kekuasaan Allah. Merekapu tak mau sekadar mengatakan “insya Allah.” Sesudahnya, itu menjadi cerita yang amat memilukan. “Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita (karena terbakar hangus).” Tapi mereka tidak menyadari. Hingga data

Ilmu sebagai Pemandu

”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ” (QS Al Israa’: 36) Namanya Mochammad Yusman Roy. Ia muallaf, baru mengenal Islam selama dua tahun. Di wajahnya, ada nuansa semangat untuk menjalankan agama, setelah sebelumnya dunia gelap menyelimutinya. Ia memang pernah lama malang melintang menjadi body guard bayaran. Sampai kemudian ia tersadar dan mendirikan kelompok pengajian. Namun, saat ini jamaah ”Ngaji Lelaku” di Malang, Jawa Timur yang dipimpinnya ramai menjadi buah bibir masyarakat. Masalah Roy mulanya sederhana. Ia ingin ibadah salat yang dijalaninya benar-benar dapat dihayati dengan baik. Menurutnya kendala tersebut muncul dari kesulitan sseorang memahami bacaan salat yang berbahasa Arab. Lalu atas kehendaknya, ia mengajarkan salat dengan lafal bahasa Indonesia. Ia kemudian memberi fatwa tentang bolehnya salat dengan bahasa Indonesia. Bebe

Hukum yang Tak Berkasta

…dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. (QS An Nuur: 2). Wanita ningrat dari suku Makhzumi itu meminjam perhiasan dari Usamah bin Zaid. Tetapi kemudian ia tidak mau mengakui pinjaman tersebut. Kemudian Aisyah r.a. mengisahkan, karena keingkaran tersebut, Rasulullah menyuruh potong tangannya. Kemudian keluarga wanita tersebut datang kepada Usamah untuk membicarakan persoalannya (berdamai). Hasil pembicaraan damai itu kemudian diceritakan kepada Rasulullah. Lalu beliau mengatakan, “Hai Usamah, aku tidak setuju atas tindakanmu memberikan ampunan dalam masalah yang menyangkut hukum Allah.” Kemudian Rasulullah berdiri dan menyampaikan pidato berikut. “Orang-orang sebelum kamu telah binasa karena membiarkan saja kalangan terhormat melakukan pencurian. Bila rakyat awam yang melakukan pencurian, bar