Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2009

Yang Bersegera Bangkit dari Keterpurukan (Gaza Pascaperang)

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka teguh pendirian (istiqamah), maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (TQS Al Ahqaaf: 13) Gadis cilik itu tampak sangat serius membaca buku pelajaran. Ia seperti tak terlalu peduli dengan kondisi sekitar. Memakai baju sederhana, dengan latar belakang gedung-gedung yang porak-poranda. Menandai redanya perang di Gaza, foto gadis cilik itu terpampang di halaman depan (headline) berbagai koran (Kamis, 22/1/2009). Aktivitas masyarakat telah kembali normal berjalan, hanya setengah pekan setelah Israel berhenti memborbardir Gaza. Foto seringkali bisa mewakili banyak pesan, lebih dari yang tersampaikan dengan kata-kata. Dari Jalur Gaza Palestina, foto murid sekolah itu menyampaikan kepada kita pesan ketegaran, sekaligus kemenangan. Ya. Dua puluh dua hari perang tentu bukan waktu yang sebentar. Senjata canggih penjajah Israel telah meluluhlantakkan sebagian besar gedung

Cinta untuk Palestina

” Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersifat tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud... ” (TQS Al Fath: 29). Kamp pengungsian Jabaliya, Jalur Gaza. Shahd, gadis cilik berusia 4 tahun itu tengah bermain saat peluru kendali Israel menembus tubuhnya. ”Ya Allah, saya tidak pernah melihat pemandangan mengerikan seperti ini,” jerit Kayed Abu Haukal, yang menjadi saksi mata. Dokter emergency itu tak tahu kata apalagi yang bisa diungkapkan untuk mengambarkan kekejian Israel. Setelah serangan itu, tentara Israel melepaskan anjing-anjingnya. Tubuh balita Shahd menjadi santapan anjing. Ketika orangtua Shahd mencoba menyelamatkan jenazah puterinya, pasukan teroris Israel menghujani dengan tembakan. Melihat jenazah adiknya menjadi santapan anjing Israel, Matar (saudara laki-laki Shahd) dan

Palestina di Hati Kita

”Sesungguhnya akan kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik...” (TQS Al Maidah: 82). Nablus, wilayah Tepi Barat Palestina. Seorang wanita hamil berjalan gontai kehabisan tenaga, bersandar pada bahu suaminya. Sang suami meminta izin melintasi pos perlintasan militer Israel. Keduanya terburu-buru ingin mencari tumpangan mobil agar dapat segera sampai di rumah sakit. Namun serdadu penjajah Israel menghadang, memaksa mereka kembali ke tempat asal, dari arah keduanya datang. Suami istri itu, yang bernama Dawud (43) dan Rola Ashtiya (29), terus menunggu dalam perasaan cemas dan terkoyak. Panjang dan lama sekali menunggu. Sampai akhirnya, sang istri, benar-benar dalam kondisi mau melahirkan. Ia lantas bersandar di belakang gundukan batu di samping pos perlintasan. ”Saat itu saya sedang mencoba meyakinkan para serdadu Israel agar mengizinkan kami lewat. Saya tidak terlalu memperhatikan ke arah ist