Semoga Allah memberkahi keluarga Samsuri. Sahabat saya ini memberi pelajaran penting tentang cara berbagi—sebagaimana ia perlihatkan beberapa waktu yang lalu. Di jalan, di bilangan Rawa Laut, Bandar Lampung ia bertemu penjual opak (penganan kerupuk dari singkong). Ia dan isteri menyempatkan diri beramah-tamah dengan penjaja renta itu. Ia jadi tahu, penjaja opak itu telah mendorong sepeda tuanya puluhan kilometer dari Jati Agung, Lampung Selatan.
Isterinya timbul iba seraya mengutarakan niat memberi uang begitu saja kepada Bapak penjual opak. Tapi Samsuri mencegahnya. Ia lantas bertanya dan didapati harga Rp 1500 per-ikat. Ia beli satu dengan menyodorkan Rp 10 ribu, tapi menolak kembalian. ”Terima kasih Den,” ujar Bapak penjaja opak dengan mata berbinar. Jerih payahnya, kesahajaannya berusaha tanpa menengadahkan tangan, tampak layak mendapat penghargaan. ”Saya tidak ingin melestarikan mentalitas peminta. Perlu ada usaha memberikan dorongan lebih kepada yang mau berusaha,” tutur Samsuri berargumen.
Samsuri benar. Ia mengajarkan kepada kita tentang cara sederhana memberi, agar kemiskinan itu tak makin lestari. Argumentasi Samsuri secara empirik sebenarnya juga menjadi model dalam pemberdayaan masyarakat (community empowerment).
Semoga ’ruh’ pemberdayaan ekonomi ini tertular ke banyak orang. Banyak yang berbelanja ala Samsuri. Dewasa ini, supermarket dan toko waralaba berjamur dimana-mana. Didukung jaringan dan dana besar, mereka mampu menawarkan harga rendah ke konsumen. Akibatnya, banyak toko kecil kalah bersaing dan bangkrut—padahal disinilah banyak bersandar nasib keluarga beserta putera-puterinya. Negeri ini masih lemah mengatur masalah ini. Padahal di negeri maju sekalipun, ada regulasi ketat yang mengatur keberadaan supermarket agar tak merusak pasar rakyat.
Usah banyak berharap kepada regulasi. Saat ini, perlu ada gerakan kolektif menggerakkan siklus ekonomi umat. Enyahkan gengsi (prestise), niatkan belanja kita dengan ideologi: mencukupi kebutuhan sembari memberi pertolongan. Biasakan belanja di warung kecil dan pasar rakyat. Bisa jadi sedikit mahal. Tapi, insya Allah, pahalanya berlipat. Karena kita berupaya berupaya agar umat tak tambah melarat.
Komentar